Rabu, 30 November 2011

Penjelasan MLM Syari'ah

Profil Pendiri HPA ( Tn. Haji Ismail Bin Haji Ahmad )

"Sekiranya mereka tahu khasiat herba herba kita niscaya mereka sanggup menukarkannya meskipun dengan ketulan-ketulan emas"

Sang Herbalis Tahukah tuan siapa sang herbalis
herbalis bukanlah perawat biasa
Dia tidak berada di bilik-bilik rumah sakit
Dia tidak berada di ruang-ruang perkantoran
Sebab dia tidak terkurung pada ruang dan waktu
Tahukah tuan siapa sang herbalis itu ???
Dia adalah manusia yang merawat hati
Siapa yang tidak mengenal sosok Tuan Haji Ismail bin Ahmad? Bagi anggota Herba Penawar Al-Wahida (HPA) pastilah mengenalnya. Tuan Haji, begitu biasa beliau disapa, memang pendiri dan sekaligus pemilik HPA.
Lahir di desa Jejawi Perlis, Malaysia pada 1 Juni 1963, Tuan Haji membuktikan dirinya salah satu putera terbaik Malaysia yang sukses menjadi pengusaha, juru dakwah dan tabib muslim. Salah satu ucapan beliau yang menjadi motto HPA di seluruh Asia Tenggara.
"Kita harus menolong umat Islam agar kembali bangkit menuju kejayaan. Siapa lagi kalau bukan kita? Kapan lagi kalau bukan dari sekarang?"
Untuk mewujudkan itu semua beliau berpijak pada dua misi besar yang kini tengah dikembangkannya hingga Eropa dan Timur Tengah, yaitu membangun ekonomi umat Islam dan menciptakan obat-obatan yang berkualitas tinggi yang diolah secara Islami.
HPA merupakan multi level marketing (MLM) yang berstatus syariah. Stempel syariah di sini bukanlah main-main atau sekadar simbol belaka, namun harus melewati beberapa persyaratan ketat yang harus dilalui seperti: produk yang dijual harus halal, sistemnya adil, dan yang terpenting adalah keuntungan dari perniagaan itu mestilah dikembalikan kepada umat Islam.
Keprihatinan Tuan Haji terhadap obat-obatan yang beredar dewasa ini tanpa memperdulikan halal dan haram menyebabkan beliau memproduksi sendiri obat-obatan alami (herba) yang berkualitas tinggi dan diproses secara hati-hati melalui teknologi modern tapi tetap memegang teguh prinsip-prinsip dan etika Islam.
Terbukti semua produk HPA mendapat pengakuan dari WHO (Badan Kesehatan Dunia) dengan memberi sertifikat Good Manufacturing Product (GMP) pada tahun 1999, merupakan pengakuan tertinggi untuk kualitas dan khasiat produk herba tersebut. HPA merupakan perusahaan kedua di Malaysia yang mendapat sertifikasi dari WHO untuk bidang obat-obatan.
Siapapun yang berjumpa dengan Tuan Haji pastilah enggan untuk berpisah. Entah mengapa seola-olah terdapat kesejukan, kedamaian dan ketenangan tersendiri ketika bersama-sama dengan beliau. Tutur katanya, murah senyumannya, keluasan ilmunya dan ketawadhuannya seolah menjadi magnet yang mampu memikat setiap orang yang berada di dekatnya.
Simaklah penuturan wartawan harian Metro, Zainuddin Zain, ketika berjumpa dengan beliau akhir April 2006 lalu. "Orangnya cukup sederhana sekalipun memiliki rangkaian perniagaan berjuta ringgit. Ketika ahli setarafnya bergaya dengan banglo (bungalow), beliau lebih selesa (suka) menetap di rumah pusaka (warisan) keluarganya yang beratap rumbia dan berdinding buluh." ungkap Zainudin.
Wartawan Metro itu lebih tercengang ketika Tuan Haji berkata mengenai dirinya: "saya lebih selesa (suka) jika orang lebih mengenal produk dan syarikat (perusahaan) ini daripada diri saya."
Saat ini, Tuan Haji memperkerjakan 350.000 tenaga ahli di seluruh Malaysia, beberapa pabrik dan rumah sakit di Malaysia dan satu pabrik di Indonesia, belum lagi pekongsian (partnersip) dengan berbagai pejabat di berbagai negara Asia Tenggara.
Yang menarik, hobi Tuan Haji sejak berusia 12 tahun adalah senang bermain di hutan. Lulusan Universitas Putra Malaysia (UPM) tahun 1985 ini memang gemar masuk hutan. Yang dicari adalah pokok herba dan akar kayu. Malah dengan posisinya sekarang sebagai Direktur Utama HPA, beliau tetap menyediakan waktu 2-3 hari dalam sebulan untuk memasuki hutan. Tidaklah mengherankan bila hampir semua sudut hutan dan bukit di sekitar Perlis dan Kedah pernah dijelajahi beliau.
Pengalaman yang menarik ketika menjelajahi hutan adalah ketika menemukan sejenis garam di puncak gunung Jerai yang cukup berkhasiat untuk penyakit diabetes. Saat yang tepat untuk mengambilnya, menurut Tuan Haji, ialah selepas kambing gurun menjilat garam tersebut. Dan kambing itu hanya datang pada waktu tertentu saja.
Pengalaman lainnya ketika menemukan 'batu leleh' yang ukurannya sebesar pelukan orang dewasa yang mempunyai fungsi banyak keistimewaan terutama berfungsi sebagai penyerap racun dan bernilai ratusan ribu ringgit.
Dari hobinya bemain di hutan, lalu menggiring beliau masuk UPM fakultas pertanian. Selepas dari UPM, beliau berkerja di LPP (Lembaga Pertumbuhan Peladang) Kampung Kok Kelang, dekat Padang Sidin di Perlis. Bakat luar biasa Tuan Haji di bidang herba ternyata membuahkan hasil, yakni memenangi anugerah Hari Q (qualiti) oleh Jabatan Perdana Menteri (JPM), dan bonusnya pun terbang ke Indonesia.
Di Indonesia, Tuan Haji sempat melawat ke beberapa pabrik jamu tradisionil seperti Mustika Ratu dan Nyonya Meneer. Dari lawatan tersebut, beliau berpikir mengapa tidak membuat hal serupa di Malaysia, padahal permintaan untuk obat-obatan alami sangat tinggi pada waktu itu.
Lalu Tuan Haji bersama isterinya, Puan Hajjah Norhayati bin Hj. Ahmad berjualan di pasar malam dengan mengendarai sepeda. Usahanya ini sebenarnya telah dilakukan ketika beliau masih duduk di UPM, sehingga tidak banyak rekan-rekan seuniversitas baik yang senior maupun yunior mengenal beliau sebagai pedagang obat pasar malam.
Ketika bersama isterinya berjualan sambil menggelar dagangan di kaki lima, sang isteri berkata kepada beliau, "Abi, kapan kita mempunyai rumah yang berada di atas angin di bawah awan?" Tuan Haji menjawab, "Sabarlah, nanti juga Allah berikan jika memang Allah mengizinkan."
Perlahan tapi pasti, usaha dagang Tuan Haji yang dilakukan di pasar malam dan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan modal ternyata membuahkan hasil. Pada tahun 1997, didirikanlah Herba Penawar Al-Wahida. Wahida sendiri diambil dari nama anak sulung beliau Wahida yang kini berusia 18 tahun.
Impian isteri untuk memperoleh rumah di atas angin di bawah awan, maksudnya seperti villa, akhirnya terpenuhi. Setelah beberapa lama tinggal di rumah yang baru tersebut, puan hajjah Norhayati Ahmad, kembali bertanya kepada suaminya, "Abi, apakah rumah ini bisa mengantarkan kita ke surga?" Tak lama kemudian, rumah itu pun dijual lalu kembali ke kampung halamannya.
Prinsip Tuan Haji dalam berbisnis adalah selalu mengalah dan tidak pernah menzalimi orang lain (lawan bisnisnya) kendati pihaknya yang justru berada dalam kondisi yang dizalimi dan dirugikan. "Ketika peluang bisnis kita diambil oleh orang lain, sesungguhnya kita sedang mendapatkan kesempatan peluang-peluang bisnis lain yang lebih banyak dan lebih besar," tuturnya.
Yang menarik, selain dikenal sebagai pengusaha, Tuan Haji juga dikenal piawai dalam berdakwah. Ketika berbicara masalah agama, beliau seolah-olah nampak seperti seorang da'i. Nasehat-nasehatnya mampu menyejukkan hati setipa orang di sekitarnya. Ceramah-ceramahnya mampu membakar semangat juang setiap orang yang mendengarnya.
"Mensyukuri nikmat itu bisa saja dengan cara memberikan sedikit infaq kepada peminta sedekah di tepi jalan atau ke masjid-masjid yang sedang membutuhkan dana untuk pembangunan dan sebagainya. Dahulu kita tidak dapat mendapatkan keuntungan dari niaga ini, kemudian tiba-tiba dikaruniakan Allah dengan keuntungan. Walaupun keuntungan itu hanya sebesar Rp 20.000, tapi kita harus ingat bahwa keuntungan itu merupakan kurnia dari Allah. Apalagi bila sudah diberi keuntungan jutaan ringgit. Maka, infakkanlah... infakkanlah... infakkanlah... berikanlah... keluarkanlah... Insya Allah uang yang kita keluarkan akan ditambah lagi oleh Allah. Bersihkanlah harta-harta kita dengan berinfak supaya kesenangan itu dapat dirasakan pula oleh teman-teman kita, jiran-jiran kita dan juga kaum kerabat kita," kata Tuan Haji dalam setiap sambutannya.
Ada satu cerita yang menarik, beliau pernah memberi bingkisan berisi sembako dan uang ke setiap rumah orang miskin di kampungnya di setiap akhir bulan selama tiga tahun. Yang unik, tidak satupun para tetangganya itu tahu siapa yang telah meletakan sembako dan uang di depan pintu mereka, padahal peristiwa itu berjalan selama 3 tahun. Bahkan, salah seorang tetangganya pernah berkata, "Ada seorang yang berhati malaikat tapi kami tidak tahu siapa dia, setiap akhir bulan selalu memberi makanan dan uang. Tidak seperti orang kaya sebelah rumah saya ini, tidak pernah kasih kami apa-apa," ujarnya sambil menunjuk ke rumah tuan haji.
Di dalam bidang ilmu kesehatan dan obat-obatan, seolah-olah beliau adalah seorang pakar yang terkenal. Keluasan ilmu pengetahuannya di bidang ini melebihi dokter handal sekalipun, meski beliau tidak pernah mengenyam pendidikan kedokteran secara formal. Tapi, untuk menjadi seperti sekarang ini, beliau mengaku belajar hampir ke banyak guru terapi hingga tujuh tahun lamanya.
Tak mengherankan jika Tuan Haji sangat pandai dan tepat dalam mendiagniosa penyakit seseorang dalam waktu singkat. Suatu kali ketika beliau berkunjung ke Palembang sudah ditunggu sebanyak 200 pasien yang ingin berobat. Pasien sebanyak itu hanya membutuhkan waktu dua jam untuk pengobatan. Caranya, dengan menginjak punggung (kiropraktik) pasien.
Wartawan Metro, Zainuddin Zaid, yang mengunjungi pabrik HPA di kawasan industri Kuala Perlis terkesima ketika meminta Tuan Haji untuk mendiagnosa penyakit yang dideritanya. Ia sungguh suprise, karena apa yang dikatakan oleh tuan haji tepat sekali, bahkan lebih tepat dari diagnosa dokter yang dia lakukan dua hari sebelumnya.
Ia lebih terkejut lagi dengan peraturan yang mengharuskan setiap pegawai HPA ketika bekerja harus dalam keadaan berwudhu, hanya wanita yang sedang haid diberikan kelonggaran. Tujuannya, untuk memastikan supaya produk yang dikeluarkan mendapat ridho dari Allah.
Memang, syair yang ditulis Tuan Haji berjudul 'Sang Herbalis' seolah menggambarkan sosok dirinya yang berusaha selalu ada di mana-mana tanpa bisa disekat oleh ruang dan waktu. Tujuannya hanya satu, merawat hati. Hati yang bahagia dan tentram merupakan kekuatan fitrah untuk membangkitkan daya tahan dan semangat hidup orang-orang yang sebelumnya telah berada pada tepi keputusasaan.
Merawat hati bukanlah sekadar kata-kata yang santun. Tapi, lebih dari itu, beliau telah melakukan dan akan terus dilakukan hingga senyum bisa kembali mengembang pada bibir setiap orang yang membutuhkan perawatan.
"Orang yang paling hebat adalah orang yang sederhana dalam berkata dan brilian dalam bertindak." (Confusius, Filsuf China)

Harapan UIN SUSKA Menuju Kampus Islami Madani
Oleh : Abdul Hadi

“Harapan itu selalu ada”. Itulah ungkapan rasa optimisme bagi siapa saja  yang senantiasa mendambakan kebaikan dan menuju perbaikan. Setiap orang secara fitrah ingin dirinya menjadi lebih baik dari hari ke hari, bulan ke bulan, bahkan tahun ke tahun. Karena Rasulullah SAW. juga berpesan “Today is better than yesterday, Tomorrow will be better than today” .  Tergantung seseorang dalam menerjemahkan ‘menjadi lebih baik’. Boleh jadi dalam hal pemahaman agama, akhlak, jabatan, keadaan ekonomi, interaksi sosial, pekerjaan,  akademik, dan lainnya. Bukan berarti ingin memisahkan antara agama dengan yang lainnya. Karena bagaimanapun menurut hemat penulis setiap muslim idealnya menjadikan agama sebagai titik tolak dalam bergerak dan beraktivitas. Oleh karena itu, sudah saatnya untuk  memprosesi harapan  menjadi sebuah kenyataan yang semua orang mendambakan yaitu apa yang disebut dengan ‘kebahagiaan’.
Begitu juga harapan UIN SUSKA dalam mewujudkan kampus Islami Madani. Lantas, ada yang bertanya; bagaimana mungkin UIN SUSKA bisa mewujudkan kampus Islami Madani? Padahal masjid belum ada, mahasiswi masih ada yang memakai pakaian ketat, masuk kampus pakai jilbab keluar kampus buka jilbab, karyawan masih ada yang krisis akhlak, primordialisme, dan mungkin masih ada kekurangan dari sisi lainnya. Semua orang berhak memberikan penilaian, baik dari sisi kekurangan maupun kelebihan. Namun semua itu di landasi atas “loyality” dan “sense of belonging” terhadap perbaikan kampus ke depan agar menjadi lebih baik. Tidak hanya memberikan kritikan dan komentar, tapi juga di iringi dengan memberikan masukan dan keterlibatan, baik secara kolektif (organisasi) maupun personal.
Ada sebuah kaedah “Nata’awanu fimattafaqna wanatasamahu fimaa ikhtalafna” (tolong menolong dalam hal yang disepakati dan toleransi dalam hal yang berbeda). Tentunya toleransi dalam hal-hal yang bisa ditolerir bukan dalam hal yang prinsipil. Menjadikan Kampus UIN SUSKA menjadi kampus Islami Madani tentunya semua pihak sepakat untuk mewujudkannya, bahkan  mungkin menjadi  sebuah keharusan bagi setiap individu muslim yang tergabung di dalamnya. Bukan hanya menjadi tugas pimpinan, tapi juga seluruh civitas akademika; karyawan sampai mahasiswa ikut berpartisipasi dalam mewujudkannya. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa  pimpinan sangat menentukan dalam memberikan kebijakan-kebijakan terkait hal tersebut. Terkait hal kebijakan, apakah itu sudah ditetapkan ataupun belum. Ada beberapa hal yang ingin penulis sampikan yang sebagian mahasiswa mempertanyakan terkait times dalam proses belajar mengajar yaitu ketika waktu awal sholat telah tiba, muazin mengomandangkan azan, masih ada dosen yang mungkin ‘maaf’ acuh tak acuh mendengar panggilan azan sambil melanjutkan perkuliahan. Ada juga yang berhenti sejenak menunggu azan selesai, kemudian melanjutkannya kembali. Terlepas dari alasan yang dikemukan, penulis pernah berinteraksi dengan teman-teman mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum, ada mata kuliah yang jadwal perkuliahannya mendekati waktu zhuhur, jam 11.30 WIB, mungkin ada juga yang terjadi di Fakultas lain. Semua ini mestinya menjadi bahan evaluasi, terlebih kepada pimpinan untuk memperhatikan hal tersebut. Karena bagaimanapun hal tersebut kurang etis di pandang masyarakat di luar kampus, dan memang idealnya menurut hemat penulis jadwal perkuliahan tidak mendekati jadwal sholat,  ada waktu istirahat ketika waktu sholat tiba. Karena hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen kita dalam menyongsong kampus Islami Madani. Kalau hal ini diabaikan, perlu dipertanyakan komitmen kita.  Ada semangat keberislaman yang  dirasakan di lingkungan kampus, bukan hanya gedung-gedung dengan symbol-simbol Islam, walaupun itu perlu. Tapi subsantinya seberapa besar semangat keberislaman yang di bangun oleh elemen masyarakat kampus dalam hal ini, secara kolektif mapun personal.
Tentunya semua pihak proaktif terkait agenda perbaikan dan perubahan dalam meyongsong terwujudnya kampus Islami Madani, bukan bersifat reaktif apalagi apatis atau skeptic. Dengan adanya niat baik dan kesadaraan bersama, insya Allah, bahwa cita-cita mewujudkan kampus Islami Madani bukan hanya sebuah angan-angan atau wacana tapi sebuah realita yang akan terwujud, cepat maupun lambat. Tapi semua itu juga di topang dengan konsep yang jelas, terstruktur dan mempunyai tahapan-tahapan bagaimana mewujudkannya, di samping konsistensi dalam memperjuangkannya.  Dengan demikian, nyatalah bahwa harapan UIN SUSKA menjadi kampus Islami Madani akan terealisasi.  Wallahu`alam.
Reformasi dan Mahasiswa
By : Abdul Hadi


Setelah turunnya rezim orde baru 11 tahun yang lalu tepatnya tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri dari kursi kepresidenannya, yang kemudian digantikan oleh wakilnya B.j. Habiebie sebagai presiden RI. Semenjak itulah proses reformasi berawal sampai sekarang. Kebebasan beraktifitas dan mengemukakan pendapat  kita rasakan. 
11 tahun reformasi tidak bisa dilepaskan dari perjuangan mahasiswa. Ketika kita mendengar reformasi maka yang teringat dalam benak kita adalah mahasiswa. Maka tidak heran mahasiswa mendapat berbagai gelar seperti; ‘agent of change, ‘direct of change, ‘creative minority’, ‘calon pemimpin bangsa’, dan lain sebagainya. Berbagai perubahan besar dalam persimpangan sejarah menempatkan mahasiswa dalam posisi terhormat, sehingga mahasiswa menjadi harapan bangsa, harapan masyarakat, harapan negara, bahkan harapan dunia. Maka harapan-harapan dan berbagai gelar yang didapatkan mahasiswa jangan sampai “dikotori” hanya untuk mendapatkan keuntungan sesaat.
Mahasiswa sebagai pemuda terdidik merupakan warisan termahal bangsa ini. Dengan segala kepemudaanya, mahasiswa berada dalam puncak kekuatan manusia dalam berbagai aspek potensinya. Dalam buku “Risalah Pergerakan Mahasiswa” yang ditulis oleh Indra Kusumah membagi potensi mahasiswa menjadi empat bagian, yaitu:

  1. Potensi Spiritual
Ketika meyakini sesuatu, seorang pemuda dan mahasiswa sejati akan memberi secara ikhlas tanpa mengharapkan pamrih. Mereka berjuang dengan sepenug hati dan jiwa.

  1. Potensi Intelektual
seorang pemuda dan mahasiswa sejati berada dalam puncak kekuatan intelektualnya. Daya analisis yang kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisan mereka berbasis intelektual karena didukung pisau analisis yang tajam.

  1. Potensi Emosional
Keberanian dan semangat yang senantiasa membara dalam dada berjumpa dengan jiwa muda sang mahasiswa. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu menular ke dalam jiwa bangsanya. Maka jangan heran mereka pun seringkali menantang arus zaman dan mampu membelokkan arah sejarah sebuah bangsa.

  1. Potensi Fisikal
Secara fisik pun mahasiswa berada dalam puncak kekuatan diantara dua kelemahan. Kelemahan ketikan bayi dan kelemahan ketika tua (pikun). Mahasiswa sejati terlepas dari dua kelemahan tersebut.
Perpaduan keempat potensi di atas yang sedang berada dalam puncak kekuatannya menjadikan mahasiswa dan gerakan yang dibangunnya senantiasa diperhitungkan dalam keputusan-keputasan besar sebuah bangsa. (dikutip dari buku “Risalah Pergerakan Mahasiswa” karya Indra Kusumah).
Dengan keempat potensi diatas, saya percaya mahasiswa mampu mengawal proses reformasi dalam sebuah negara demokrasi sampai terwujudnya kesejahteraan bangsa, walaupun reformasi yang kita rasakan saat ini masih jauh dari cita-cita dan harapan-harapan bangsa Indonesia. Wallahu 'alam.
Pemuda, Spirit Kebangkitan Bangsa
(Bersempena Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober)
Oleh : Abdul Hadi


    Soekarno pernah berkata : “Beri saya sepuluh orang pemuda, maka saya akan goncangkan dunia”. Inilah salah satu ungkapan presiden pertama RI terlepas dari catatan kepemimpinan yang telah beliau jalani.
Sumpah Pemuda tidak hanya diperingati sebagai acara seremonial mengenang jasa para pahlawan muda Indonesia, tapi bagaimana kita mengambil makna sejarah setiap peristiwa yang terjadi. Deklarasi Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 merupakan wujud persatuan bangsa Indonesia dari pelosok negeri, teruatama para pemuda dalam membebaskan bumi pertiwi dari kolonial Belanda. Mereka berkumpul dalam acara kongres yang ke-2 di Jakarta pada tanggal 26-28 Oktober 1928 atas inisiatif Perhimpunan Pelajar Indonesia yang dihadiri wakil-wakil berbagai pulau di Indonesia, diantaranya; Pemuda Sumatra, Pemuda Indonesia, Yong Batakse Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Yong Islamieten Bond, Yong Java, Yong Ambon, Yong Celebes, dan lain-lain.  Dalam suasana perang merebut kemerdekaan itulah, pemuda-pemuda dari berbagai pulau di Indonesia berkumpul dalam satu tekad satu Indonesia. Kemudian ikrar Sumpah Pemuda pun berkumandang pada tanggal 28 Oktober 1928. Dengan isinya : 1. Kita putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia; 2. Kita putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tumpah darah Indonesia; 3. Kita putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia. 
          Sebuah prestasi hebat yang di raih oleh para pemuda masa lalu yang selanjutnya harus di tiru oleh pemuda masa kini. Banyak inspirasi yang bisa terlahir dari memperingati Sumpah Pemuda. Masa itu merupakan catatan terpenting dari sejarah bangsa Indonesia. Mereka bukan lagi bicara individualisme dan sukuisme, karena sifat itulah yang akan memecah belah bangsa Indonesia, sebagaimana halnya yang dilancarkan pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan taktik adu domba (devide Et Impera) agar dapat melemahkan gerakan yang dianggap saparatis yang dilakukan oleh pemuda tanah air. Mereka telah menorehkan tinta sejarah demi mempertahankan bumi pertiwi. Karena mereka bukan hanya sekedar kata-kata, tapi kinerja, bukan janji tapi bukti.
     Semangat nasionalisme yang dimiliki oleh para pemuda menjadi titik tolak lahirnya para pahlawan, yang kemudian dapat memberikan kontribusi yang real terhadap perubahan masyarakat menuju the bettet society.
Pemuda merupakan salah satu bagian terpenting dari komponen bangsa ini, aset yang paling berharga yang tidak ada tandingannya, meskipun dibandingkan dengan kekayaan alam yang dimiliki negeri ini. Itulah pemuda yang mendedikasikan dirinya untuk negeri tercinta, mengutamakan kepentingan orang lain dari kepentingan individu, kepentingan bangsa dari kepentingan golongan. Pemuda dengan menyandang berbagai gelar kepahlawanannya seperti again of change dan direct of  change, yang tentunya menjadi tantangan zamannya untuk dapat membuktikan diri dalam membantu meyelesaikan permasalahan bangsa yang semakin hari semakin kompleks. Pemuda yang tersebar dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa saat ini, sebenarnya mampu menjawab tantangan perubahan dengan kapasitas dan energi yang dimilikinya.
Pemuda Sebagai Pelopor Perubahan 

Perubahan-perubahan besar dalam sejarah banyak dilakukan oleh para pemuda. Soekarno yang menjadi presiden RI pada usia yang relatif muda (44 tahun) meretas jalan kepahlawanannya dengan menindaklanjuti sumpah pemuda 28 Oktober 1928 dengan mendeklarasikan Nusantara Indonesia tahun 1957.
         Kita mungkin tahu tentang kisah ”Pemuda Kahfi”. Bagaimana kegelisahan yang mereka rasakan melihat tirani kekuasaan atau kebebasan ditindas kediktatoran, yang kemudian mereka bergerak dan segera berdiri di garis terdepan menyambut panggilan sejarah. Walaupun pada akhirnya mereka harus menyembunyikan diri di gua untuk mempertahankan existensi sebagai hamba Allah yang kemudian Dia tidurkan mereka lebih kurang 309 tahun.
Ada sebuah ungkapan oleh pendiri Ikhwanul Muslimin Hasan Al-Banna: “Pemuda adalah aset kebangkitan umat (bangsa), setiap kebangkitan jawabannya adalah pemuda”. Banyak cerita kepahlawanan tentang kisah sejarah bangsa Indonesia yang melibatkan heroisme pemuda. Bagaimana semangat para pemuda mendorong pemimpin revolusi mendeklarasikan kemerdekaan dengan membawa ke Rengasdengklok ‘memaksa’ memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Kita juga mendengar dan juga mungkin menyaksikan bagaimana generasi 98 telah mejalankan tugasnya. Mereka telah berhasil menumbangkan rezim orde baru dan mangantar sejumlah elit politik baru kepanggung sejarah Indonesia. Namun tugas pemuda belumlah selesai, sebab cit-cita reformasi terkesan hilang dalam retorika politik. Krisis multidimensi yang melanda bumi pertiwi belumlah selesai. Maka sudah saatnya pemuda mengembalikan semangat reformasi 98 yang dapat mengangkat moral perjuangan pemuda Indonesia dan mengingatkan para penguasa untuk kembali kejalur reformasi. Enam visi reformasi seharusnya menjadi spirit pemuda dalam memulai agenda perubahan. Pemuda sebagai aset termahal negeri ini  dengan jumlah populasi terbesar menjadikan peran sentral dalam kemajuan bangsa. Dulu Rasulullah bersabda, ”Para pemuda bersekutu denganku dan orang-orang tua memusuhiku”. Hal tersebut seperti sepotong sajak Taufik Ismail (1998) kepada mereka.
Seluruh jajaran aparat kenegaraan di atas umur tiga puluh
sudah bersedia berdiri kepinggir secara menyeluruh
Bangsa kini dipimpin oleh anak-anak muda yang sebenar bersih
Kami muncul lewat tahun-tahun pengalaman yang sangat pedih
(Suara Hidayatullah: Desember 2000). (di kutip dari buku ”Dari Gerakan
Ke Negara” oleh H.M. Anis Matta, Lc).
Peran Pemuda Indonesia
      Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemuda masa kini, diantaranya;
  1. Self Capacity building
Indonesia memiliki kekayaan alam yang tidak terhitung nilainya, akan sangat wajar menjadikan negara lain ”melirik” untuk memberikan perhatian lebih dibandingkan kepada negara lain. Oleh karena itu, sudah saatnya pemuda masa kini mampu mengembangkan kapasitas intelektualnya, bukan lagi kekuatan fisik yang di kedepankan, karena itu tidak akan pernah bisa menyelesaikan permasalahan bangsa ini. Karena membangun bangsa yang besar ini tidak cukup dengan kekuatan fisik, tapi dibutuhkan juga kekuatan intelektual. Pemuda yang notabane memiliki spirit dan tekad yang kuat, menjadi modal utama dalam mengembangkan kapasitas intelektualnya, di tambah lagi dengan daya serap dan daya ingat yang relatif masih kuat.
Di samping kapasitas intelektual yang menjadi perhatian serius dalam memulai setiap agenda perbaikan, kemampuan untuk membangun moralitas juga sangat berpengaruh dalam bertindak, terlebih para pengambil kebijakan negeri ini. Oleh karena itu, menurut hemat penulis, negeri kita menjadi keterbelakangan disebabkan adanya sikap moralitas yang rendah yang dimiliki sejumlah elit politik. Sadar maupun tidak sadar. Sehingga korupsi menjadi konsumsi informasi rutinitas bagi masyarakat. Dengan demikian, dibutuhkan tidak hanya kapasitas intelektual, tetapi juga sikap moralitas menjadi hal yang sangat urgen.
 
  1. Social Sensitivity
            Membangun kapasitas intelektual tidaklah cukup seandainya tidak diiringi dengan sikap sensitifitas. Karena pada hakikatnya manusia tidak bisa hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Tidak terkecuali pemuda. Ia bagian dari masyarakat secara keseluruhan, tidak bisa terlepaskan dari lingkungan sekitarnya. Maka sangat aneh ada pemuda yang merasa asing dilingkungannya. Oleh karena itu, sangat membutuhkan kerjasama dan keterlibatan secara aktif di lapangan untuk menunjukkan bahwa ia peduli dengan kondisi masyarakat, minimal di sekitar tempat tinggalnya. Karena banyak juga kita temukan di lapangan, pemuda atau mahasiswa yang masih memiliki sikap apatis, acuh tak acuh terhadap kondisi di sekitarnya, terlebih lagi menyangkut persoalan bangsa yang besar ini. maka, sudah sepantasnya sebagai pemuda Indonesia selalu kita tumbuhkan sense of belonging terhadap negeri ini. seperti layaknya barang-barang milik pribadi. bedanya terletak pada sejauhmana kita menggunakan dan memposisikan barang tersebut.
Dengan adanya social sensitivity, maka akan muncul responsibility terhadap kondisi sosial. Dengan harapan dapat memberikan kontribusi sesuai posisi kita berada. Apakah sebagai warga negara biasa, para pengambil kebijakan, atau yang lainnya.
  1. Membangun Sinergisitas Antar-Pemuda
          Indonesia di kenal dengan tingkat kemajemukkan yang paling tinggi, menjadikan negara yang mayoritas muslim ini, memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi masyarakatnya. Dengan jumlah suku dan etnis yang cukup banyak, serta bahasa daerah yang beranekaragam, diperlukan sinergisitas antar-pemuda dalam membangun bangsa. Karena dengan kemajemukkan yang dimiliki, bisa menyebabkan potensi perpecahan antar-pemuda atau sebaliknya menjadi potensi pengikat di masyarakat, tergantung bagaimana memanfaatkan potensi tersebut. Oleh karena itu, menjadi penting untuk disadari bahwa keberanekaragamanan yang ada hendaknya di kelola dan di bingkai dengan sebaik mungkin, agar menjadi satu kekuatan yang utuh dalam mewujudkan Indonesia yang aman dan sejahtera. Oleh karena itu, perlu adanya agenda bersama dalam mewujudkan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Maka tidak ada lagi egoisme kesukuan dan kedaerahan yang dikedepankan demi menjaga intregitas bangsa Indonesia. Semua hal  ini perlu  disadari, terutama oleh para pemuda dan elemen gerakan di negeri ini, teruama gerakan pemuda, karena mereka merupakan kelompok yang paling strategis dan potensial untuk dipicu menjadi tameng kekerasan akibat dari sentimen perbedaan yang ada.
Untuk menghindari terjadinya konflik-konflik antar pemuda, perlu adanya lembaga atau organisasi pengikat yang bisa mengakomodir antar-pemuda, dengan tujuan untuk mensinergiskan gerakan-gerakan pemuda yang ada, tanpa ada kepentingan-kepentingan yang lain. Di samping itu juga, perlu adanya kegiatan-kegiatan bersama yang dapat menghimpun pemuda Indonesia, diskusi-diskusi, seminar, olahraga, sharing, dan lain-lain. Tentunya tidak lepas partisipasi dari pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut. Komunikasi yang efektif merupakan modal utama dalam mewujudkan hal ini. Dengan langkah demikian, setidaknya dapat membantu mencegah terjadinya konflik di tengah masyarakat.
  1.  Againt of Control
       Semangat Reformasi hendaknya tetap ada pada diri para pemuda. Pemuda sebagai againt of change menjadi harapan masyarakat dalam mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat. Supremasi hukum yang masih di anggap lemah, keadilan dan kesejahteraan yang masih jauh dari harapan, membuat masyarakat semakin pesimis dengan kondisi yang dihadapinya. Banyak kasus terjadi di negeri ini yang tidak kunjung selesai. kasus century yang telah banyak mengeluarkan anggaran, ternyata tidak ada hasilnya. Dan masih banyak kasus-kasus lainnya. Oleh karena itu, menjadi tantangan bagi para pemuda untuk menunjukkan komitmen kepedulian dengan selalu menyuarakan kebenaran dan mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dan merugikan masyarakat.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya gerakan pemuda atau mahasiswa dari berbagai elemen di negeri ini berkumpul dalam satu lapangan yang besar guna merapatkan barisan dengan spirit membawa kebaikan dan agenda kebersamaan, dengan meneriakkan satu kata. Bangkitlah negeriku..! Harapan itu masih ada!

Rabu, 23 November 2011

JADI SEORANG HAMBA YANG IKHLAS

Setiap umat Islam wajib meyakini dan menyembah hanya kepada Allah s.w.t. Kita sememangnya tahu akan ibadah yang difardhukan ke atas umat Islam yang telah akil baligh dan cukup syaratnya. Namun begitu, ramai dalam kalangan umat Islam yang kurang menitik beratkan aspek ikhlas dalam ibadah kepada Allah s.w.t. Ikhlas bermaksud setiap kata-kata, perbuatan, dan amalan adalah kerana Allah s.w.t, lillahi taala.
Ikhlas juga beerti setiap apa yang kita lakukan itu tidak mengharapkan apa-apa faedah, gelaran, pujian, kemuliaan dan pangkat dari sesiapa melainkan Allah s.w.t semata-mata. Islam mewajibkan setiap umatNya melakukan setiap amalan dengan ikhlas kerana ia merupakan inti pati dan penentu penerimaan amalan. Firman Allah s.w.t :
"Padahal mereka tidak diperintahkan, melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan solat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang benar" (al-Bayyinah:5)
Jika kita amati benar-benar, sekurang-kurangnya kita telah mengucap kata ikrar dan janji sewaktu di awal permulaan solat. Hal ini sekurang-kurangnya berulang lima kali dalam sehari jika kita membaca doa iftitah.
"Sesungguhnya solatku, dan ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah tuhan yang memelihara dan mantadbir sekalian alam." (al-An'am:162)
Setiap amalan yang ikhlas kerana Allah s.w.t akan diangkat dan diterima olehNya. Amalan yang dilakukan dengan tidak ikhlas pula bukan sahaja tidak diterima malah menjurus kepada kemurkaan Allah s.w.t. Niat dan keikhlasan adalah saling berkait rapat. Keikhlasan akan terbit dari apa yang diniatkan. Hal ini telah disebut dalam hadith daripada Umar r.a, Rasulullah s.a.w bersabda:
"Sesungguhnya semua amalan perbuatan adalah dinilai mengikut niat dan setiap orang dinilai dengan niatnya. Sesiapa yang berhijrah kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya dinilai mengikut niatnya menuju kepada Allah dan RasulNya. Sesiapa yang berhijrah untuk mendapatkan dunia atau wanita untuk dikahwininya, maka hijrahnya dinilai mengikut tujuan hijrah itu"(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Keikhlasan adalah terbit daripada hati dan disudahi dengan tindakan. Ia bukanlah sesuatu yang boleh dibuat-buat atau berpura-pura. Sesungguhnya, amalan yang berpura-pura tidaklah dikira ikhlas kerana Allah s.w.t. Niat hati yang ikhlas sudah cukup untuk membuahkan ganjaran pahala disisi Allah s.w.t sekalipun amalan tersebut belum dilakukan. Daripada Ibn Abbas r.a, Rasulullah s.a.w bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah mencatatkan kebaikan dan keburukan serta telah menjelaskannya di dalam Kitab-Nya. Sesiapa yang berniat untuk berbuat kebaikan namun tidak mengerjakannya, maka akan dituliskan untuknya satu kebaikan yang sempurna. Jika dia benar-benar mengerjakannya, maka Allah akan menuliskan untuknya 10 hingga 700 kebaikan, bahkan mampu lebih banyak lagi. Sesiapa yang telah berniat untuk berbuat keburukan namun tidak mengerjakannya, maka akan dituliskan untuknya satu kebaikan yang sempurna. Jika dia benar-benar mengerjakannya, maka Allah akan menuliskan satu keburukan untuknya."(riwayat Muslim)
Kejayaan dan kemenangan seringkali bersama dengan amalan yang disertakan dengan keikhlasan keranaNya. Mereka yang ikhlas akan menuju kepada suatu jalan kebaikan, bersih daripada sikap keangkuhan, dan terselamat daripada jatuh ke lembah keduniaan yang pastinya akan membaca kepada kemusnahan serta kehancuran.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan daripada Jundab bin Abdullah r.a, Rasulullah s.a.w bersabda:
"Sesiapa yang berbuat kebaikan dengan niat supaya diketahui oleh orang lain, nescaya Allah akan membuat orang lain mengetahuinya (dan hanya itulah balasannya). Sesiapa yang berbuat kebaikan dengan niat supaya dilihat oleh orang lain, nescaya Allah akan membuat orang lain melihatnya (dan hanya itulah balasannya)."(riwayat Bukhari dan Muslim)
Pujian dan celaan sering kali menjadi ujian dan cabaran yang besar buat insan yang beramal dengan ikhlas. Keikhlasan tidak menyebabkan diri terpengaruh atau terjejas ketika dipuji atau dikritik. Jika melakukan amalan hanya untuk mengharapkan pujian, maka keikhlasannya adalah diragui. Adapun begitu, jika dengan pujian membuatkan keikhlasannya tidak berubah, maka itu adalah suatu kebaikan buat seseorang muslim. Abu Zar r.a berkata. Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah s.a.w :
"Bagaimanakah tentang seseorang yang berbuat kebajikan, lalu ada orang memujinya, sedangkan niatnya ikhlas kerana Allah?. Baginda menjawab: itu adalah kegembiraan awal yang diberikan kepada seorang Mukmin"(riwayat Muslim)
Semoga kita bersama-sama berusaha menjadi hamba yang ikhlas kepada Allah dalam setiap amalan yang dilakukan. Ingatlah, setinggi mana pun kedudukan kita, sebanyak mana harta yang kita ada dan semulia mana kita disisi manusia, kita hakikatnya hanyalah hamba yang lemah dan tidak berdaya. Moga keikhlasan menjadi asbab untuk meraih redha Allah.

Sumber: Iluvislam.com